“maaf,
ini pesawat dengan Negara tujuan India kan?” aku bertanya kepada pramugari yang
memberikanku minum. Ia juga menyodorkan makanan dan itu membuat air liurku
keluar. Namun aneh dengan ekspresi pramugari ini. Ia malah mengerutlan kening
hingga kedua alisnya hampir tersambung. Dengan lihat ekspresi seperti itu aku-
mengulang pertanyyaan yang sama.
“kita
terbang menuju india, bukan?”
“bukan
mbak. Sekarang kita menuju Bandara internasional incheon, di Korea Selatan. Ada
lagi yang ingin ditanyakan?”
Inheon?
Korea Selatan? Yang benar saja. Apa tadi si Leon salah beli Tiket? Berbagai
pertanyaan mengantri di kepalaku meminta untuk dijawab. Tapi aku sendiri tidak
tau jawabannya dan tidak tahu haru mencari jawaban kemana. Hanya mencoba
mengulang ingatan dan sulit untuk pecahkan. Aku ingat-ingat saat masuk bandara,
beli tiket, menunggu diruang tunggu ditemani Leon, ada keributan di pintu masuk
bandara, dan… ahhh aku tidak ingat lagi. Kugelengkan kepala dan mencoba
merefresh memori. Siapa tahu aku menemukan alasan mengapa bisa aku berada di pesawat
yang menuju Korea Selatan ini.
Laki
laki yang duduk disampingku mencoba menanyaiku dengan bahasa korea. Tapi aku
mengerti karena sering mendengar kata-kata itu dalam drama korea. Perlu aku
beritahukan bahwa aku adalah salah satu penggemar drama korea. Aku paling suka
drama dengan genre comedi romantic. Banyak kaset drama yang aku beli. Tentu
saja bajakan semua. Yah hanya untuk sekali tonton. Sudah bertahun tahun aku
menggilai drama korea. Orang orang seling menyebutnya K-Drama (Korean drama).
Saking sukanya aku sampai belajar tulisan hangul (tulisan korea). Dan actor
idolaku adalah Ji chang wook. Dia terakhir nongol di drama Healer. Aku nonton
drama itu sampai 2 kali. Dan terakhir dia fans meetng di Jakarta katanya. Tapi
aku tidak segila itu sampai harus bela belain datang ke Jakarta untuk bertemu
dia. Di internet juga banyak pemberitaan dia. Dan itu cukup memuaskan rasa
ingin tahuku. Setidaknya aku tahu dia lebih tua dariku satu tahun.
“kamu
kenapa?” laki laki disampingku mengulang pertanyaannya tadi yang lama belum aku
jawab.
“tidak
apa-apa.” Yah jawab begitu gampang dalam bahasa korea aku tahu. Tapi saat aku
sadar pramugari sudah pergi sehingga aku tidak bisa bertanya lagi. Aku bangun
dan pergi ke toilet. Kulihat wajahku di cermin masih sama seperti saat aku
berangkat. Tidak ada yang berubah. Bahkan baju yang aku kenakan juga masih
sama. Karena tahu kan, aku belum mandi dari kemarin sore. Ihihi. Aku kembali
ketempat dudukku. Tidak apa-apa bisikku. Lihat saja nanti apa yang akan terjadi
setibanya di korea. Sekarang makan saja dulu. Terlihat menggiurkan. Dan
semuanya ku makan dengan lahap. Aku tidak malu untuk meminta makanan lagi.
Karena aku kelaparan.
Perjalanan
udara membutuhkan berja-jam untuk sampai di Korea Selatan. Tidak terbayang jika
perjalanan menggunakan jalur laut. Sepertinya bisa berbulan-bulan. Tapi
bagaimana kabar Leon? Dia seorang model yang berwajah maskulin. Setahuku
Thailand cowok nya cantik-cantik. Tapi Leon beda. Dia terlihat gagah dan
gentle. Sepertinya aku kepincut. Dia juga baik dan ramah. Mungkin karena
wajahku terlihat ramah makanya dia berani membantuku dan berbaik hati untuk
ngobrol. Mendengar ceritanya dia jadi ingat salah satu film tentang gay.
Ternyata tidak semenyenangkan yang ditunjukan di film.
Sesampainya
di Bandara internasional incheon aku masih mengira ini adalah India. Tentu saja
salah. Laki laki yang tadi duduk disampingku menyodorkan trolly dengan banyak
koper besar diatasnya. Dia memintaku untuk mengikutinya. Setelah sampai dimobil
jemputan aku disuruhnya masuk. Dia masuk
setelahku dan mengajakku berbicara. Kali ini bicaranya terlalu cepat sehingga
sedikit sekali yang bisa aku mengerti. Akhirnya cengo dong aku. Tapi Yang aku
tahu dia bilang namanya adalah Seo woo. Park Seo Woo . Terpikir untuk jawab iya
saja daripada diturunin ditengah jalan.
Tibalah
didepan sebuah gedung tinggi yang cukup artistic. Kembali lagi aku disuruh
mengikuti Seo Woo. Dia berjalan sangat cepat melewati lobi dan mulai masuk
lift. Sekarang aku mengerti. Aku disuruh berjalan secepat dia. Tapi aku masih
bingung. Dia mau bawa aku kemana dan dia siapaku? Tibalah di lantai terakhir.
Dia masih berjalan cepat ke ujung lorong dan tetap memnyuruhku mengikutinya. Sampailah
di depan sebuah pintu yang menyeramkan. Suasananya sepi. Dia berhenti dan
menyuruhku masuk. Aku ngikut saja. Kemudian dia meninggalkanku dengan kata
terakhirnya adalah “untuk sementara anda tinggal disini. Kontraknya akan kami
buat besok. Karena presiden sekarang sedang sibuk”. Aku hanya mengangguk dan
dalam muka datar mengikuti dia. Saat dia tau aku mengikutinya dari belakang
dengan menggunakan bahasa isyarat dia menyuruhku untuk tinggal.
#bersambung ke BAGIAN KELIMA...
0 komentar:
Posting Komentar