Cute Bow Tie Hearts Blinking Blue and Pink Pointer BAGIAN KESATU ~ 가 치 승토링 (KACI STORY)

Selasa, 31 Maret 2015

BAGIAN KESATU




BAGIAN KESATU
Aku adalah seorang wanita yang hampir berkepala tiga. Terlalu cepat rasanya waktu berlalu. Entah apa yang telah aku lakukan selama ini. Yang aku rasakan adalah aku tidak menikmati setiap detik waktu. Bisa dibilang aku tidak memanfaatkan waktu. Tapi rasanya itu salah. Aku berusaha mendapatkan semua mimpiku. Aku berjalan sampai telapak kakiku lecet dan perih. Aku berhenti sejenak dan kembali berjalan agar segera tiba pada puncak kesuksesan. 

Aku berusaha baik pada semua orang. Menjauhi setiap hal yang dilarang. Mengikuti hukum yang berlaku. Mengindahkan setiap nasihat orang tuaku. Menjalin persahabatan dengan orang orang baik agar aku ketularan baik. Aku belajar setiap pelajaran sekolah dengan benar. Sungguh sungguh agar aku selalu ada dipuncak prestasi. Aku berusaha bertutur kata lemah lembut, menghormati yang tua dan menghargai yang usianya dibawahku. Melindungi yang tertindas dan menbantu yang membutuhkan. Semua itu kulakukan untuk mendapat satu kata yang semua orang cari dan bahkan orang lain mati matian untuk membelinya. “BAHAGIA”. Iya, itu yang aku cari. Bahagiaku, orang tuaku, sahabatku, dan juga orang lain disekelilingku. 

Aku tampil sederhana. Santun, murah senyum. Namun banyak laki-laki yang mengatakan bahwa aku jual mahal. Mereka bilang aku seperti membentengi diri. Menghindar dari pandangan laki-laki. Sehingga disaat mereka ingin mendekatiku rasanya sudah merasa malas duluan. Padahal bukan itu yang sebenarnya ku rasakan. Aku selalu merasa malu, takut, dan khawatir laki laki yang mendekatiku akan menganggapku wanita gampangan, tidak punya harga diri, takut dosa dan bla bla bla  berbagai perasaan itu kini menjadi alasan.

Tidak bisa dipungkiri kini usiaku semakin tua. Semakin besar beban untuk hanya memikul usia. Belum lagi pekerjaanku masih ada dilorong kegelapan. Suram dan tak berkesudahan. Kadang terlintas ingin mengakhiri semuanya. Meninggalkan dunia yang tidak pernah menyayangiku. Tapi lagi lagi takut dosa.

Sering terbersit dibenaku untuk melakukan perjalanan. Ketempat jauh, sendiri. Karena selama ini, setelah kuliahku berakhir aku cenderung mengurung diri. Apalagi saat kedua sahabatku menikah. Dan juga orangtuaku yang tidak mengijinkan aku melakukan perjalanan jauh. “nanti saja bersama suamimu. Sehingga ibu tenang mengijinkanmu pergi” selalu ucapan itu. Factor kedua karena aku tidak memiliki cukup uang untuk melakukan perjalanan semauku ketempat indah dan mengesankan seperti yang ada di imajinasiku.

Lima tahun bekerja di bidang social memang tidak menghasilkan kekayaan dan kebebasan financial. Yang ada aku terkurung ditempat yang salah. Meski kadang perasaan bahagia muncul disaat berhasil menolong orang yang membutuhkan melalui data yang aku laporkan ke pemerintah pusat. Sudahlah, sekarang sudah waktunya memikirkan diri sendiri. Memanjakan kenginan dan mewujudkan mimpi yang masih terbalut dalam tidur. Dan kali ini dua tahun mejelang usia tiga puluh tahun, harapan dimalam ulang tahunku adalah bukan lagi tentang jodoh. Tapi aku berkata, “dunia, aku akan datang. Dan lihat seberapa cantiknya dirimu”.

Aku mulai menulis. Menyusun rencana perjalanan menyenangkan. Mengurus passport, menyusun anggaran, menyiapkan pakaian seadanya, membuat kata kata yang masuk akal untuk mempermudah mendapatkan SIP (Surat ijin perjalanan) dari orang tuaku. Dan yang pasti aku terus meyakinkan niatku bahwa ini adalah tidak apa apa dan akan menjadi perjalanan yang mengesankan dan paling indah semasa hidupku. Aku membeli buku agenda khusus sebagai panduan perjalananku. Aku Akan memulai perjalanan tepat saat tahun baru. Malam dimana tidak pernah aku habiskan dengan orang special selama hidupku. 

Tiga bulan persiapan dirasa cukup. Mental yang utama. Aku harus benar benar pergi. Menikmati kesendirian yang sering membuatku kesepian. Membuatku ingin mengakhiri hidup dengan cara sia sia. Aku harus buka mata dan lihat dunia. Banyak laki laki tampan di dunia ini. Siapa tau ada satu yang mau sama aku. Ahahah. Edisi ngarep.

Satu hal yang belum jelas. Kemana aku akan pergi. Setidaknya itu harus jadi list nomer 1 sebelum melakukan persiapan yang lain. Hah, kemana yah? Turki, mau. Dubai, mau. Brunei Darussalam, mau juga. Asia? Amerika? Australia? Eropa? Atau di Indonesia saja? Bingung. Baiklah. Sekarang yang penting yakinkan kemana aku akan pergi dengan financial yang ada. Hitung ulang dan ulang. Sepertinya uangku kurang. Bagaimana ini? Apa gak jadi saja? Kalau begitu aku harus mengurung diriku lagi ditempat salah ini.

Tidak masalah. Sekarang aku buatkan dulu surat pengunduran diri, kata-kata jitu untuk meminta ijin orangtuaku, dan yang terakhir pengundian Negara tujuan perjalanan. Beres.

#bersambung ke BAGIAN KEDUA...

0 komentar:

Posting Komentar